Agar Hari Esuk Tidak Lebih Buruk…

Posted by Gerai Dinar Purwakarta Minggu, 22 Juni 2014 0 komentar
etika mendengar pengajian dari guru saya yang mengingatkan bahwa ‘… hari esuk senantiasa lebih buruk bagi orang yang terlibat dengan riba…’, saya tidak langsung bisa melihat buktinya di lapangan. Sampai saya membaca detil laporan resmi Nota Keuangan Dan Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran  2014  - atau yang lebih dikenal dengan APBN-P 2014. Di situ nampak jelas visualisasi angka-angka yang menunjukkan hari esuk yang lebih buruk itu ! Bisakah ini diubah ?

Trend Beban Biaya Bunga RI
Sebagian indikator yang menunjukkan trend hari esuk yang lebih buruk itu dapat dilihat dari membengkaknya data pembayaran bunga dari hutang kita. Beban bunga saja bagi negeri ini yang harus dibayar tahun lalu baru senilai Rp 113 trilyun, tahun ini membengkak menjadi Rp 136 trilyun atau naik sekitar 20 %.

Dalam lima tahun terakhir beban bunga itu mengalami pertumbuhan rata-rata 8 %, yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi kita yang rata-ratanya hanya 6 %. Ingat bahwa uang sebesar Rp 136 trilyun dan mengalami pertumbuhan rata-rata 8 % ini baru untuk membayar bunga saja ! lha terus pokok pinjamannya seperti apa ? akan dibayar dengan apa ?

Dalam konteks negeri ribawi, nampaknya tidak ada konsep untuk membayar pokok hutang yang jelas. Hutang bisa terus menggelembung asal masih bisa membayar bunganya – mungkin begitu pemikirannya. Hal ini juga nampak dari pembiayaan negara kita untuk tahun 2014 yang saya baca dari laporan resmi tersebut di atas.

Ketika kita ngos-ngosan sekedar untuk membayar bunga pinjaman yang nilainya mencapai Rp 136 trilyun tersebut, pada saat yang bersamaan kita meminjam lagi dengan jumlahnya yang hampir 2 kali lipat. Tahun 2014 ini kita akan meminjam sebesar Rp 263 trilyun lagi untuk membiaya belanja negara kita.

Beban Bunga Yang Melampaui Pertumbuhan
Itulah mengapa melalui berbagai tulisan saya di situs ini, saya ‘teriak-teriak’ agar umat Islam menggunakan kekuatannya untuk ‘menekan’ agar siapapun yang terpilih nanti – atau siapapun yang didukungnya dalam pilpres kali ini – setidaknya mereka harus punya rencana untuk menghentikan riba ini, agar hari esuk kita tidak semakin buruk.

Lantas to be realistic, apakah bisa negeri ini membayar pokok hutangnya dan kemudian menghindarkan pembiayaan ribawi untuk belanja negaranya ? ingat bahwa pinjaman ribawi itu mengalir sampai jauh, sampai gaji-gaji pegawai dan pejabat dari pusat sampai daerah, dari eksekutif, judikatif sampai legislatif – semuanya bercampur baur dengan riba.

Jadi riba memang harus dihentikan bila kita ingin hari esuk yang lebih baik, tetapi bagaimana caranya ? dari mana sumber-sumber dana untuk membiaya belanja negeri ini ?

Negeri ini memang bukan atau belum menjadi negara Islam, tetapi tidak ada salahnya belajar dari negeri Islam – khususnya di awal pemerintahan Islam terbentuk di Madinah yang kemudian dilanjutkan pada era-era sesudahnya. Ada sejumlah sumber pendanaan yang sangat besar untuk memakmurkan rakyat tanpa melibatkan hutang dan tanpa bersandar berlebihan pada pajak – yang buntutnya menjadi beban rakyat juga.

Mari kita teliti satu per satu beberapa sumber pendapatan atau pembiayaan negeri Islam yang  penting – yang sekiranya cocok untuk mengatasi problem pendapatan kita saat ini – yaitu problem pendapatan yang tidak cukup untuk membiayai belanja.

Pertama adalah ghonimah atau pendapatan dari perang. Dasarnya adalah surat Al-Anfaal 41 dimana secara spesifik menyebutkan 1/5 dari ghanimah adalah untuk Allah dan RasulNya. Di jaman ini berarti ini untuk negara yang  bisa dipakai untuk menutupi berbagai keperluannya. Tetapi karena negeri ini tidak sedang berperang dengan negeri lain, maka pendapatan dari ghanimah ini tidak ada untuk saat ini.

Kedua adalah fai’  yaitu pendapatan dari penaklukan negeri lain tanpa melalui peperangan, dasarnya adalah surat Al-Hasr ayat 6 dan 7. Seluruhnya adalah untuk Allah dan RasulNya, keluarga Rasul, anak yatim, orang miskin dan orang dalam perjalanan. Berarti ini juga untuk negara yang bisa dipakai untuk membiayai kebutuhan-kebutuhannya terutama untuk mensejahterakan rakyat. Tetapi lagi-lagi, kita tidak sedang menaklukkan negeri lain tanpa peperangan – jadi untuk saat ini pendapatan dari fai’ ini juga tidak ada.

Ketiga adalah kharaj, yaitu pajak atau tepatnya sewa atas tanah-tanah yang dikuasai oleh kaum muslimin – melalui perang ataupun tidak – tetapi tanah tersebut tetap digarap oleh non-muslim. Dasarnya adalah apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaih Wasalllam atas tanah-tanah Fadak, Khaibar dan eks tanah Banu Nadhir. Pendapatan kharaj dari tanah-tanah tersebut dipakai untuk membiayai perang, menyantuni fakir miskin, orang dalam perjalanan dlsb.

Hal yang sama dilakukan ketika di jaman Khalifah Umar bin Khattab banyak melakukan penaklukan demi penaklukan. Tanah-tanah Iraq, Syria, Mesir dlsb. yang ditaklukkannya – tidak kemudian dibagi sebagai pendapatan ghanimah. Tanah-tanah tersebut menjadi milik pemerintahan kaum muslimin dan  tetap digarap pemiliknya semula,  tetapi mereka membayar kharaj ke pemerintahan Islam.

Kita memang bukan negeri Islam dan tidak memiliki tanah kharajiyah ini, tetapi negeri ini punya banyak lahan yang tidak atau kurang produktif – atau menggunakan istilah Al-Qur’an adalah tanah yang mati. Tanah-tanah seperti ini ini tetap milik negara dan sebenarnya bisa disewakan saja ke siapa saja yang bisa memakmurkannya – pendapatan sewa inilah yang bisa mengambil dari inspirasi kharaj dari negeri muslim di masa lampau.

Pendapatan dari menyewakan lahan kepada yang bisa memakmurkannya ini bisa menjadi amat sangat besar bagi negeri ini. Seorang teman saya yang sangat credible karena dia kepala cabang Bank Indonesia di Riau, dia pernah menghitung bahwa seandainya di lahan-lahan sawit yang mencapai 2.5 juta hektar di provinsi tersebut – dipakai untuk menggembala domba saja, maka ada potensi ekonomi yang nilainya mencapai Rp 1,000 trilyun dari aktifitas satu ini saja !

Padahal konon – menurut sata salah satu capres – ada hutan rusak yang luasnya 77 hektar di negeri ini. Lahan seperti ini bisa disewakan ke siapa saja yang sanggup memakmurkannya. Ketika lahan-lahan tersebut bener-bener bisa dimakmurkan, maka bisa dibayangkan potensi ekonominya.  Dari pendapatan memakmurkan 77 juta hektar hutan rusak ini saja, menjadi sangat mungkin negeri ini punya sumber dana cukup untuk melunasi hutang-hutangnya dan membebaskan diri dari riba. Dari Al-Qur’an insyaAllah sudah ada ada blue print-nya untuk memakmurkan lahan-lahan yang mati ini sekalipun ! Bahkan operasionalisasi teknisnya sudah saya kumpulkan dalam dua buku Kebun Al-Qur'an dan The Mindset.

Keempat adalah zakat, namun sumber pendapatan yang satu ini unique sifatnya karena penggunaannya sudah ditentukan dalam Al-Qur’an surat Al-Taubah ayat 60 yaitu untuk fakir, miskin, amil zakat, mualaf yang sedang dibujuk hatinya kedalam Islam, membebaskan budak, orang yang berhutang , untuk jalan Allah dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan.

Meskipun sifatnya hanya titipan untuk dikelola dan disalurkan kepada 8 yang berhak tersebut, zakat yang dikumpulkan dan disalurkan dengan baik juga akan sangat meringankan beban yang harus ditanggung negara.

Kelima adalah Waqf, mirip dengan zakat – waqf bukanlah pendapatan bagi negara. Umumnya kegunaannya sudah spesifik untuk kepentingan umum seperti rumah sakit, pasar , bahkan jalan raya dan berbagai fasilitas umum yang dibutuhkan masyarakat di jaman modern ini.

Lagi-lagi meskipun bukan pendapatan negara, tetapi negara akan sangat diringankan bebannya bila kesadaran masyarakat untuk ber-waqf secara massif tumbuh.

Yang sudah kita jalankan di komunitas kami misalnya, ketika kami sakit – kami tidak menuntut pemerintah untuk menyantuni kami – bahkan kami berusaha menghindar dari ini karena keraguan kami atas obat yang diberikan dan pengelolaan dananya yang masih ribawi.

Lantas dengan apa kami berobat ?, insyaAllah dengan obat-obat yang diproduksi dengan dana waqf komunitas cukup bagi kami. Kalau inipun tidak cukup, insyaAllah kami masih bisa ber-taawun dengan sesama untuk memikulnya. Solusi ini kami sebut TAWAF, Taawun wa Waqf – meskipun masih sangat kecil tetapi sudah bukan lagi sekedar wacana !

Untuk sekolah anak-anak kami, kami-pun tidak minta dibantu satu sen-pun dari dana pemerintah. Gedung-gedung dan guru-guru kami insyaAllah cukup dibiayai dengan waqf dan infaq dari para mukhsinin di komunitas kami. Jadi kami tidak minta bagian sedikitpun dari anggaran pendidikan yang sangat besar yang dikeluarkan oleh pemerintah !

Bayangkan kalau hal ini dilakukan rame-rame oleh masyarakat Indonesia, Waqf dan infaq-nya sudah cukup untuk mengatasi berbagai kebutuhan dan persoalan yang ada di masyarakat. Barangkali ini adalah salah satu bukti bahwa bila penduduk negeri beriman dan bertaqwa maka Allah pasti bukakan pintu barakah dari langit dan dari bumi (QS 7:96) itu !

Dengan lima hal tersebut di atas, insyaAllah sumber-sumber pendanaan untuk negeri ini amat sangat cukup – tanpa harus membebani generasi ini dan generasi anak cucu kita dengan riba – yang membuat hari esuk kita lebih buruk dari hari ini – naudzublillahi min dzaalik !

Bila yang lima hal tersebut belum juga cukup, baru ulama mengijinkan juga pajak kontemporer – yaitu pajak seperti yang diberlakukan oleh pemerintah saat ini. Tetapi ini bersyarat yaitu penggunaannya harus sangat jelas dan penarikannya harus adil. Tidak boleh ada pajak yang tidak jelas penggunaannya apalagi bila sampai pajak itu disalah gunakan/dikorupsi oleh oknum-oknumnya.

Maka menjadikan hari esuk lebih baik itu ada jalannya yang sangat jelas – ceto welo-welo - terang benderang seperti terangnya siang hari. Lantas mengapa kita memilih hari esuk yang lebih buruk dengan riba ? dengan pemerintahan yang biasa-biasa saja yang hanya akan melanjutkan tradisi ribanya ? mengapa tidak kita gunakan rame-rame suara kita untuk memberikan tuntutan agar siapapun yang kita dukung – harus peduli masalah eliminasi riba ini.

Kalau tidak kita gunakan suara umat ini untuk melindungi generasi dari trend hari esuk yang memburuk karena riba, lantas siapa yang akan memperbaikinya kelak ? Kalau bukan kita, siapa lagi ? kalau tidak sekarang, kapan lagi ?

Baca Selengkapnya ....

Harga Emas Di Tengah Kegaduhan …

Posted by Gerai Dinar Purwakarta 0 komentar
mpat bulan lalu saya menulis Dinar Emas Di Tahun Politikmaka karena hampir pasti PEMILU Presiden akan berlangsung satu putaran – moment of truth itu akan terjadi dalam rentang sebulan kedepan. Hanya saja, naik turunnya harga emas tidak hanya factor kondisi politik dalam negeri – tetapi juga didominasi oleh berbagai perkembangan di tingkat global. Hari-hari ini yang sangat dominan mempengaruhi harga emas dunia adalah perkembangan di Iraq.

Iraq dengan produksi minyaknya yang masuk 10 besar dunia, memproduksi sekitar 3.4 juta (bbl/day) atau sekitar 3.5 kali produksi minyak Indonesia. Dengan jumlah produksi seperti ini, kejadian-kejadian di Iraq sangat memadai untuk mengguncang harga minyak dunia.

Bukan hanya masalah harga minyak yang berpengaruh di ekonomi dunia, tetapi persepsi akan terganggunya supply minyak saja sudah cukup untuk membuat pasar panik. Dan setiap kali pasar panik, dampaknya selalu ke harga emas – yaitu para pelaku pasar butuh tempat berlabuh yang aman – safe haven - ketika badai menerjang.

Bersamaan dengan kegaduhan di Iraq tersebut, kita sedang di puncak kehangatan politik menjelang pilpres bulan depan. Kondisi ekonomi kita-pun lagi kurang baik ditandai dengan defisit neraca perdagangan yang sempat mencapai US$ 1.94 milyar April lalu.

Defisit ini saja sudah cukup untuk melemahkan Rupiah , apalagi ditambah dengan was-was-nya pasar menjelang pilpres yang agak hangat ini. Tidak mengherankan bila nilai tukar Rupiah-pun sempat menyentuh angka Rp 12,000/US$.

Kombinasi dua factor tersebut mengantar harga Dinar pada angka di atas Rp 2 juta kembali hari ini, setelah sekian bulan berada di kisaran Rp 1.8 juta – Rp 1.9 juta. Apakah pada kisaran angka di atas Rp 2 juta akan bertahan lama ?

Tidak ada yang tahu sebagaimana tidak ada yang tahunya outcome dari panasnya situasi Iraq saat ini dan hangatnya pemilu Presiden dalam tiga pekan kedepan. Bila kondisi Iraq tereskalasi, maka harga emas dunia akan cenderung naik lebih tinggi. Bila PEMILU presiden kita tidak berjalan mulus, nilai Rupiah-pun akan jatuh.

Maka seperti yang saya jelaskan berulang kali di situs ini sejak tujuh tahun lalu kami perkenalkan Dinar emas adalah Dinar emas bukanlah untuk spekulasi jangka pendek. Dia adalah instrumen untuk proteksi nilai dalam jangka panjang, termasuk proteksi nilai ketika dunia dan negeri ini lagi gaduh seperti yang kita hadapi hari-hari ini. Wa Allahu A’lam.

Baca Selengkapnya ....

9 Pelajaran Dari Pekerjaan Terbaik

Posted by Gerai Dinar Purwakarta Senin, 19 Mei 2014 0 komentar
Bila pekerjaan terbaik kedua setelah berjihad itu adalah menggembala, mestinya ini mengundang pertanyaan atau keingin tahuan kita, ada pelajaran apa sebenarnya dalam pekerjaan ini ? dan mengapa sampai seluruh nabi melakukannya ?  Maka tanpa terasa sudah 5 tahun berlalu sejak kami mulai bergelut dengan dunia ternak dan akhirnya menemukan kembali konsep menggembala - yang nampaknya memang harus dihidup-hidupkan kembali jenis pekerjaan yang luar biasa ini. Setidaknya kami menemukan ada 9 pelajaran yang bisa dipetik, yang tidak akan mudah ditemukan di pekerjaan-pekerjaan lainnya.

Sembilan pelajaran tersebut adalah sebagai berikut :


1.     Communication

Si penggembala tidak bisa berkomunikasi verbal dengan domba-domba gembalaannya, tetapi dengan berbagai cara dia harus bisa menggiring domba-dombanya dari satu tempat ke tempat lainnya. Dia harus bisa memberi tahu batas mana yang boleh dilewati dan mana yang tidak, mana yang boleh dimakan dan mana yang tidak.

Ketika sore hari domba-domba telah kenyang, domba-domba tidak bisa memberitahu si gembala bahwa mereka telah kenyang – si gembalalah yang harus tahu sendiri bahwa gembalaannya telah cukup makan hari itu dan waktunya diajak pulang.

Proses berangkat pagi ke daerah gembalaannya dan pulang di sore hari ini harus dilakukan dengan tidak memaksa domba-domba tersebut, mereka harus berjalan beriringan dengan suka rela. Proses perjalanan yang indah ini bahkan dipuji Allah dalam Al-Qur’an : “Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan.” (QS 16:6)

Untuk pelajaran komunikasi dari gembala ini sudah kami buatkan video klipnya sendiri dan dapat disaksikan di http://www.youtube.com/watch?v=3YPis-1Ukjg.


2.     Empathy

Komunikasi non-verbal dengan domba-domba yang tidak bisa bicara, hanya bisa dilakukan secara efektif bila si gembala ‘bisa merasakan’ apa yang dirasakan oleh domba-domba gembalaannya.

Di kandang kami ada sekitar 800-an domba berbagai jenis dan kambing. Dalam jarak sekitar 200 m dari kandang domba tersebut – terhalang pohon dan bangunan sekalipun – saya bisa tahu apakah domba dan kambing kita tersebut ada yang lapar, ada yang sakit  atau ada yang mengganggunya.

Dari mana saya bisa tahu ? dari nada suaranya ! bila hening tidak ada suara sedikit-pun dari mereka – berarti semua mereka dalam kondisi kenyang, sehat dan tidak ada yang mengganggunya .

Bayangkan ini ketika Anda menjadi panitia qurban dan mengelola beberapa puluh ekor domba saja, betapa berisiknya ! Mengapa ?  Pertama bisa jadi karena makanannya tidak pas, tetapi yang jelas karena hewan-hewan qurban yang baru didatangkan dari tempat lain – mereka tidak merasa comfortable di lokasinya yang baru. Banyaknya orang atau anak-anak yang melihatnya, membuat mereka merasa terancam.

Lantas bagaimana membedakan suara domba yang lapar, yang sakit dan yang merasa tidak aman ? Ini bagian yang sulit diajarkan seperti dalam video klip tersebut di atas, harus dirasakan dan dilatihkan ke pendengaran kita !


3.     Leadership

Domba adalah hewan sosial yang akan selalu berkelompok dengan sesamanya setiap saat memungkinkan. Dengan mudah mereka mengetahui pemimpinnya tanpa susah-susah  Pemilu !

Kita akan mudah sekali mengarahkan domba-domba tersebut dalam proses penggembalaannya, bila kita juga bisa tahu siapa pemimpin para domba tersebut. Bagaimana kita bisa mengetahuinya ?

Cara yang relatif mudah – tetapi tetap harus dilatih  - adalah dengan mengamati gerombolan domba yang lagi merumput. Seluruh domba umumnya akan merumput dengan lahap – sambil menjaga visual contact dengan sekitar 5 domba lainnya. Sejauh tidak ada yang mengganggunya mereka akan  terus asyik merumput dengan tenang dalam formasi ini.

Tetapi di antara mereka ada domba yang nampak tidak tenang dalam merumput, sekali-kali mengangkat kepalanya dan menoleh ke kanan dan ke kiri – seolah sedang mempelajari lingkungannya. Inilah domba pemimpin itu ! dia tidak makan kenyang meskipun seluruh domba lain dalam kawanannya makan dengan kenyang.

Karena perilakunya yang sebentar-sebentar mengangkat kepala tersebut, domba pemimpin yang paling dahulu tahu – bila ada bahaya yang mendatanginya, dia akan berlari dan yang lain mengikutinya – termasuk si penggembalanya.


4.     Wisdom

Domba-domba yang digembala membangun kearifannya sendiri. Dia makan rumput dan hijauan lainnya dari berbagai jenis, sebagian untuk membuatnya kenyang, sebagian untuk membuat rasanya enak, sebagian lagi untuk obat dan sebagiannya untuk diambil airnya.

Domba tidak makan rumput dengan mencabut akarnya – seenak apapun rumput tersebut. Seolah mereka tahu bila sampai tercabut akarnya akan mengganggu kelangsungan makanan mereka berikutnya.

Meskipun tidak ada syariat yang mengatur domba-domba dalam gembalaan ini, juga tanpa catatan sipil yang menjadi database mereka – domba-domba tersebut tidak mengawini keturunannya sendiri. Seolah mereka juga tahu, bila ini mereka lakukan akan merusak keturunan berikutnya.

Penggembala yang paham kearifan para domba ini, dia akan tahu persis apa yang  boleh dilakukan dan apa yang tidak.


5.     Patient


Menggembala menuntut dan melatih kesabaran. Seorang penggembala tidak boleh memaksakan kehendaknya dengan mendorong dari belakang domba-domba tersebut untuk berjalan ke arah yang dia inginkan.

Cara mengarahkan domba adalah dengan me-lead  dan bukan memberi instruksi. Dengan mengetahui pemimpinnya kemudian menggiring lebih dahulu pemimpinnya, maka gerombolan domba akan mengikuti kearah mana sang pemimpin berjalan.

Penggembala domba harus belajar sabar untuk memahami apa maunya domba-domba dalam gembalaannya, dan bukan sebaliknya memaksa domba-domba tersebut mengikuti kemauan si penggembala.  Fungsi penggembala adalah mengarahkan dan melayani dengan kesabaran, bukan memerintah ! Karena domba-domba tidak akan paham dengan perintahnya.


6.     Insight

Penggembala harus berwawasan lingkungan, dia melihat kedepan untuk bisa tahu lahan gembalaan mana yang siap untuk menggembala domba berikutnya. Dia harus juga menoleh kebelakang untuk tahu kapan lahan-lahan gembalaan yang telah dilaluinya akan kembali tumbuh rumput untuk siap digembala lagi dalam putaran berikutnya.

Dia melihat ke kanan untuk mengetahui tanaman mana yang boleh dimakan dombanya, dan melihat ke kiri pula untuk mengtahui tanaman-tanaman mana yang tidak boleh dimakan.

Dia melihat kebawah untuk mengetahui apakah rumput-rumput yang sedang dimakan oleh gembalaannya memadai. Dia juga melihat ke atas untuk mengetahui perubahan cuaca dan musim. Dengan wawasan inilah dia akan bisa menjaga keamanan, kesehatan dan kesejahteraan gembalaannya.


7.     Endurance

Tidak semua lahan gembalaan dipenuhi hijauan untuk ternak gembalaannya, dan keteduhan untuk sang  penggembala sendiri berteduh. Penggembala-penggembala di Sudan, Somalia dan Djibouti – tiga negara pengekspor domba tahun lalu ke Saudi Arabia adalah contoh lahan gembalaan yang sangat menuntut daya tahan para domba dan penggembalanya.

Alhamdulillah lahan-lahan gembalaan kita tidak se-ekstrem mereka, kita menggembala diantara pepohonan dan rumput-rumput yang hijau. Menggembala bagi kita adalah seperti piknik bagi saudara-saudara kita di tiga negara tersebut di atas.

Meskipun demikian, bagi yang belum terbiasa tetap harus bisa membiasakan diri bekerja dalam lingkungan yang nyaris tanpa teman bicara kecuali domba-domba dalam gembalaannya tersebut. Dibutuhkan daya tahan dan passion sendiri untuk ini.


8.     Adherence

Domba-domba gembalaan tersebut umumnya memiliki kesetiaan dan ketaatan baik kepada pemimpinnya maupun kepada arahan sang penggembala. Bila dilarang makan tanaman tertentu, si penggembala cukup memberi aba-aba dengan tongkatnya – domba-domba tersebut sudah akan paham maksudnya.

Sangat jarang domba yang sampai perlu dipukul atau dihukum karena membandel dengan arahan si penggembala. Si pengembala umumnya membawa tongkat tetapi bukan untuk memukul, untuk domba sekedar tahu saja bahwa ada tongkat untuk memukul  - tetapi tidak harus digunakan !

Tongkat si penggembala – seperti tongkatnya Nabi Musa Alaihi Salam dalam dialog sebagai berikut : “Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya"” (QS 20 :18).

Tongkat serba guna Nabi Musa Alaihi Salam tersebut di kemudian hari juga berguna untuk melawan tukang sihir, memukul batu untuk memancarkan 12 mata air dan yang sangat fenomenal adalah untuk membelah lautan.

Tongkat serbaguna ini adalah tongkat ketaatan, bukan tongkat untuk menghukum !


9.     Jama’ah

Seperkasa apapun domba jantan, dia tidak akan mengembara sendirian. Bahkan ketika sedang asyik makan-pun mereka harus dalam visual contact dengan sekelompok domba lain.

Sifat insting domba yang sudah cenderung menggerombol ini akan memudahkan si penggembala mengelola domba-domba dalam gembalaannya. Bisa Anda bayangkan bila domba-domba tersebut memiliki kemauan sendiri-sendiri, akan betapa sulitnya domba-domba ini digembalakan.

Seandainya saja umat Islam yang sangat banyak di negeri ini tahu betul siapa pemimpin sejatinya, kemudian semuanya siap bermakmum di belakangnya – bukan mencari jalan sendiri-sendiri – maka akan betapa besar kekuatan umat ini.


Begitu banyaknya pelajaran dari pekerjaan terbaik – menggembala -  ini  yang bisa kita tularkan untuk berbagai pekerjaan dan urusan lainnya, maka kami berminat untuk mulai membuka kelas outbound menggembala di lahan-lahan gembalaan kami. Outbound yang bisa diikuti oleh anak-anak TK sampai eksekutif perusahaan dan calon pemimpin negeri.

Kita semua perlu napak tilas apa yang dilakukan oleh seluruh nabi-nabi agar  kita bisa belajar dari pelajaran yang tidak bisa diajarkan ini - pelajaran yang harus ditempuh dengan mengalaminya sendiri. InsyaAllah.

Baca Selengkapnya ....

Komunitas Muamalah

Posted by Gerai Dinar Purwakarta 0 komentar
Seberapa banyak-pun manusia berkumpul bila dia tidak berinteraksi satu sama lain, maka manusia yang banyak tersebut tidak menghasilkan sesuatu bagi sesamanya. Seperti penumpang kereta yang berjejalan setiap hari di dalam kereta, mereka tidak saling memberi manfaat satu sama lain. Sebaliknya, dua tiga orang yang saling berinteraksi – mereka sudah bisa saling memberi manfaat. Melalui situs ini misalnya, saya mengenal sejumlah orang yang jauh lebih berilmu dan berpengalaman dari saya – dan dari merekalah kemudian antara lain saya belajar. Maka melalui situs ini pula, kami tidak berhenti untuk mendorong pembaca kami untuk saling berinteraksi sesamanya. Bagaimana caranya ?

Awalnya kami ingin dorong untuk bermuamalah satu sama lain, karena melalui muamalah inilah pihak-pihak yang beriteraksi akan langsung saling memberi manfaat.

Dari waktu ke waktu kami terus berusaha menyempurnakan system agar komunitas pembaca Gerai Dinar ini bisa saling bermuamalah dengan mudah dan efisien. Produk terakhir kami untuk ini adalah feature baru di www.lastfeet.com yang kami sebut Common Distribution Channel (CDC).

Secara sederhana fungsi CDC ini adalah agar para pembaca Gerai Dinar bisa saling menjadi agen (saling mengageni) satu sama lain. Secara bersama-sama komunitas ini membangun jalur distribusi untuk berbagai produk berupa barang dan jasa. Setelah jalur distribusi ini terbangun, maka kita akan memiliki ‘pasar bersama’  dan di situlah kita bisa saling memenuhi kebutuhan kita masing-masing.

Ada dua pihak di CDC ini, pertama adalah pemilik produk awal – bisa saja dia produsen ataupun agen dari produsen lain. Ketika dia meng-introdusir produknya sebagai produk yang available untuk CDC, maka produk tersebut akan bisa ikut didistribusikan oleh sejumlah besar reseller lain yang tertarik.

Bayangkan misalnya Anda bisa memproduksi mukena yang sangat baik dan enak dipakai, kemudian Anda kenalkan ke lastfeet.com dan diberi tanda available untuk CDC – maka tiba-tiba sejumlah besar pembaca situs ini yang tertarik akan menjadi agen Anda untuk menjualkan produk Anda yang baik tersebut di lingkungannya masing-masing.

Atau sebaliknya, Anda ingin berjualan tetapi tidak memiliki barang dan belum tahu barang apa yang ingin Anda jual.  Maka Anda cukup browse di lastfeet.com dan mencari barang-barang yang menarik, utamanya lihatlah barang/jasa yang diberi tanda CDC – berarti barang atau jasa tersebut boleh diageni. Selanjutnya Anda tinggal request untuk menjadi agen dari barang yang Anda minati tersebut. Setelah disetujui pemiliknya, Anda otomatis akan menjadi agen dari produk yang bersangkutan.

Setelah menjadi agen dari suatu produk barang atau jasa, pengguna lastfeet.com akan melihat Anda sebagai penjual barang atau jasa tersebut di lokasi Anda – dan untuk ini Anda tidak perlu lagi meng-input data detil tentang produk barang-jasa yang Anda ageni tersebut karena sudah terbawa secara otomatis dari data pemilik produk awal yang sudah memasukkan data-data yang dibutuhkan.

Lebih detil tentang bagaimana mendaftarkan produk untuk didistribusikan melalui fasilitas CDC di LastFeet. Com ini dapat Anda lihat dengan mengunjungi www.lastfeet.com kemudian klik menu How to use.  Setelah itu klik tab Common Distribution Channel, maka Anda akan dapat melihat ilustrasi grafis yang sederhana mengenai cara penggunaannya sebagi berikut :

Panduan penggunaan feature CDC di Lastfeet.com
 
Semua fasilitas CDC ini merupakan pengembangan dari fungsi yang sudah jalan sebelumnya yang kita sebut Location Based Marketplace (LBM). Bedanya kalau di LBM Anda jualan sendiri, dengan CDC orang lain ikut rame-rame menjualkan produk Anda di lingkungan masing-masing bila produk Anda memang bener-bener menarik dan diberi tanda available untuk CDC.

Fasilitas LBM dan CDC adalah gratis, jadi  bayangkan Anda bisa membangun distribution channel Anda sendiri tanpa harus  keluar biaya satu sen-pun.

Lantas dari mana biaya untuk mengoperasikan system semacam ini bila layanannya gratis semua ?, Ada feature lain dari situs ini yang di kemudian hari barangkali akan Anda butuhkan. Feature tersebut adalah Customer Relationship Management (CRM) dan Trusted Third Party (TTP).

Anda mungkin akan membutuhkan dua layanan ini ketika jualan Anda sudah besar dan Anda perlu pengelolaaan yang lebih rapi. CRM untuk mengelola data-data statistik klien dan penjualan Anda, termasuk penjualan dari masing-masing agen. Sedangkan TTP adalah bila Anda ingin ada pihak ke 3 yang menjamin agar transaksi Anda dengan agen Anda atau dengan produsen Anda benar-benar terjamin pembayarannya, dan terjamin pula kwalitas produknya.

Anda hanya akan membutuhkan fasilitas CRM dan TTP – yang keduanya berbayar – setelah Anda menghadapi nice problem to have. Yaitu ketika barang Anda sudah laku banyak, dan Anda memang sudah mampu membayar fasilitas CRM dan TTP dari penjualan barang atau jasa Anda tersebut. Inipun bila layanan CRM dan TTP Anda anggap perlu, bila tidak juga tidak apa-apa. Anda tetap bisa menggunakan fasilitas LBM dan CDC terus secara gratis.

Fasilitas-fasilitas tersebut bukan hanya untuk muamalah komersial, kekuatan komunitas ini juga sudah kita buktikan bersama untuk kegiatan sosial keagamaan kita bersama. Sekolah yang kita beri nama Kuttab Al-Fatih, menyebar di 6 kota dan insyaAllah akan terus bertambah – antara lain juga karena ikut disebar luaskan informasinya melalui komunitas pembaca situs ini.

Demikian-pula dengan obat herbal yang tidak kita produksi dan pasarkan secara komersial, herbal yang kita danai dengan dana TAWAF (Ta’awun wa Waqf) yang kita sebut Herbal – 4 – Sunnah.  Herbal tersebut menyebar dengan sangat cepat, antara lain juga melalui komunitas ini.

Intinya adalah bila Anda memiliki produk yang benar-benar bagus – bahasa anak mudanya adalah produk yang “killing”, maka insyaAllah melalui komunitas ini produk Anda-pun akan cepat menyebar. Bahkan kami siap menuliskan rekomendasinya untuk produk yang memang benar-benar menarik.

Hanya dengan satu dua kalimat yang menyebar melalui komunitas, produk Anda insyaAllah sudah akan exist. Untuk kuttab Al-Fatih kalimat tersebut adalah “Gemilang Di Usia Belia”, sedangkan untuk produk Herbal-4-Sunnah kalimat itu adalah “Bila Anda hanya butuh satu obat herbal untuk seluruh keluarga dan seluruh penyakit, maka obat herbal itu adalah Herbal-4-Sunnah”.

Tentu bukan hanya kalimat yang diucapkan, tetapi kalimat yang harus bisa dibuktikan dan memiliki dasar yang sangat kuat. Untuk Herbal-4-Sunnah misalnya, dasarnya adalah hadits sahih : Sesungguhnya Habbatus Sauda’ ini merupakan obat bagi setiap penyakit, kecuali saam. Aku bertanya, “Apakah saam itu?”. Beliau menjawab, “Kematian.” (HR. Bukhari)

Maka kami tunggu produk-produk Anda yang ‘killing’ di lastfeet.com  dan kita bangun bersama pasar kita sendiri – dari kita untuk kita, InsyaAllah.

Baca Selengkapnya ....

1 Jam Ekstra, Agar Allah Tertawa…

Posted by Gerai Dinar Purwakarta Kamis, 15 Mei 2014 0 komentar
Para pekerja di Jakarta dan sekitarnya rela menambah jam kerja mereka beberapa jam di pagi hari dan beberapa jam di malam hari, sekedar untuk pergi dan pulang kerja. Jutaan orang melakukan ini dan tanpa disadari sudah berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun terakhir, mereka terpaksa melakukannya karena  harus mencapai tempat kerjanya tepat waktu - di tengah kemacetan jalan yang terus memburuk. Seandainya saja mereka sukarela meluangkan waktunya 1 jam ekstra di jam yang lain, akan bisa jadi berbeda hasilnya bagi umat ini.

Satu jam ekstra ini adalah waktu sahur untuk sholat malam, waktu terbaik untuk berdo’a dan waktu terbaik untuk mendekatkan diri kepadaNya. Bila kita rela membuang waktu kita beberapa jam setiap hari di jalan raya, mengapa tidak melakukannya secara sukarela menggunakan 1 jam saja di waktu sahur untuk bangun , sholat dan berdo’a ?

Satu jam untuk sholat malam adalah waktu yang cukup untuk bisa menikmati raka’at-raka’at dan sujud-sujud panjang dalam 11 raka’at shalat malam kita. Waktu yang cukup untuk mengungkapkan segala kegalauan hati kita kepadaNya, memohon pertolongan dan solusi atas segala permasalahan hidup kita hanya kepadaNya.

Pada umumnya kita rela bangun lebih pagi dan pulang lebih malam untuk bisa memenuhi disiplin kerja kita di kantor, sebagai imbalannya kantor kita menjanjikan gaji bulanan bagi kita dan karir untuk masa depan kita. Tetapi kantor kita bisa saja tidak memenuhi janji tersebut – tergantung kondisi perusahaan atau instansi tempat kita bekerja.

Di lain sisi ada yang menjanjikan satu jam ekstra kita dengan janji yang pasti dipenuhi, dan bukan hanya janji untuk kepentingan dunia tetapi bahkan sampai akhirat kita – jaminan karir dunia akhirat ! Karena yang berjanji adalah Dia Yang  Maha Menepati Janji.

Janji ini dikabarkan antara lain  melalui hadits berikut : "Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam." (HR. Muslim)

Dalam sejarah banyak contoh-contoh fenomenal yang menunjukkan telah dipenuhi janjiNya kepada orang-orang yang secara konsisten melakukan sholat malam. Salahuddin Al-Ayyubi berani berangkat menaklukkan (kembali) Jerusalem dan berhasil  – setelah dia dapati pasukannya melakukan shalat malam di tenda-tendanya.

Muhammad Al-Fatih tidak pernah meninggalkan sholat malamnya sejak dia baligh, sekitar separuh dari pasukannya-pun melakukan hal yang sama. Hasilnya adalah penaklukkan Constantinople dengan strategi perang yang tidak terbayangkan sebelumnya – bahkan sulit diulangi untuk jaman modern ini sekalipun.

Kita memang tidak sedang berperang secara fisik melawan siapapun kini, tetapi justru itulah umat ini sedang ‘kalah’ dalam berbagai ‘medan peperangan’ yang bersifat systematis. Kita sedang ‘kalah’ dalam peperangan pemikiran dan budaya, sehingga sebagian kita harus bekerja dengan irama yang membuatnya sulit untuk bisa sholat lima waktu dengan khusu’ dan tepat waktu. Bagaimana bisa sholat tepat waktu dengan khusu’ bila waktu adzan magrib dan isya’ masih di tengah kemacetan lalu lintas ?

Kita ‘kalah’ dengan system kapitalisme ribawi yang mendominasi perekonomian kita, sehingga untuk urusan jaminan sosial dan jaminan kesehatan para pekerja – mereka dipaksa secara hukum untuk menerima yang riba.

Kita ‘kalah’ dalam perang ekonomi dimana sekitar separuh penduduk negeri ini berdaya beli kurang dari US$ 2 per hari, padahal ini baru sekitar 1/5 dari standar nishab zakat yang 40 ekor domba !

Ironinya kita juga ‘kalah’ dalam system demokrasi – yang seharusnya yang banyak yang menang, tetapi umat muslim yang banyak di negeri ini kok tidak bisa menang ? bahkan demokrasi telah menjadi tragedi yang memecah belah umat menjadi golongan yang sekecil-kecilnya. Umat bukan hanya dipecah antar partai, bahkan dalam satu partai-pun para pendukung caleg A bisa berpecah dengan pendukung caleg B.  Jama’ah sholat di masjid-masjid-pun menjadi kaku hubungan antar sesamanya di musim pemilu, karena sebagian mendukung partai A dan sebagian yang lain Golput atau mendukung partai lain.

Dalam skala pribadi-pun kita lebih banyak ‘kalah’ dengan system yang ada, ketika kita berusaha membangun usaha yang bebas riba, riswah dan sejenisnya. Kita sering ‘kalah’ ketika berusaha membangun lingkungan kerja yang bersih dari apa-apa yang tidak diridloiNya.

Maka banyak sekali ‘peperangan-peperangan’ yang masih harus kita menangkan, sedangkan kita amatlah lemah kecuali bila kita bisa menghadirkan pertolonganNya. Sholat malam adalah salah satu jalan yang  kita semua bisa tempuh untuk menghadirkan pertolonganNya itu.

Perencanaan kita terbatas dan usaha kita-pun sulit untuk bisa maksimal, maka hanya kehadiran pertolonganNya-lah yang bisa menyempurnakan segala usaha kita. Bila untuk ini diperlukan 1 jam ekstra di waktu sahur, apakah terlalu berat ?

Apakah terlalu berat untuk misalnya membiasakan bangun dan sholat malam sekitar jam 3 dinihari untuk satu jam saja, sedangkan kita punya begitu banyak waktu tidur di jam-jam yang lain ? Kita bisa tidur dalam perjalanan pergi dan pulang kantor selama berjam-jam. Kita bisa juga membiasakan tidur satu jam lebih awal dari biasanya agar nanti bisa bangun jam 3, dan berbagai cara lain yang bisa kita tempuh untuk mendapatkan waktu 1 jam ekstra yang amat sangat berharga tersebut.

Bukan hanya berharga untuk kehidupan kita di dunia tetapi juga yang lebih utama tentu untuk kehidupan kita di waktu yang tidak terbatas – yaitu di akhirat nanti. Sholat  malam kitalah yang insyaAllah bisa membuat Allah tertawa, dan bila Allah tertawa pada kita selagi hidup di dunia – insyaAllah kita tidak akan dihisabnya di akhirat kelak. Dalilnya adalah dua hadits berikut :

Ketahuilah, sesungguhnya Allah tertawa terhadap dua orang laki-laki: Seseorang yang bangun pada malam yang dingin dari ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudhu’ dan melakukan shalat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada para Malaikat-Nya, 'Apa yang mendorong hamba-Ku melakukan ini?' Mereka menjawab, 'Wahai Rabb kami, ia melakukan ini karena mengharap apa yang ada di sisi-Mu dan takut dari apa yang ada di sisi-Mu pula.' Allah berfirman, 'Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadanya apa yang ia harapkan dan memberikan rasa aman dari apa yang ia takutkan.” (HR. Ahmad).

Dari Nu’aim bin Hammaar : “Bahwasannya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Syuhadaa’ apa yang paling utama ?”. Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallambersabda : “Orang yang apabila masuk di barisan perang/jihad, maka mereka akan memfokuskan wajah-wajah mereka hingga terbunuh. Mereka itulah orang-orang yang pergi menempati kamar-kamar di surga yang tinggi. Rabb mereka tertawa kepada mereka. Dan apabila Rabb mu tertawa kepada seorang hamba di dunia, maka ia kelak tidak akan dihisab.”” (HR. Ahmad).

Mari kita luangkan 1 jam di malam hari untuk membuat Allah tertawa selagi kita hidup di dunia ini, agar kita juga bisa terus tertawa di dunia ini sampai akhirat nanti. Kita sudah rela membuang waktu kita berjam-jam setiap hari untuk berbagai aktivitas kita yang lain, mengapa tidak meluangkan yang 1 jam di waktu sahur ini untuk beribadah dan memohon pertolonganNya ? InsyaAllah kita bisa !

Baca Selengkapnya ....

Menangis Di Bumi Nan Cantik…

Posted by Gerai Dinar Purwakarta Senin, 28 April 2014 0 komentar

Akhir pekan ini saya menikmati perjalanan kereta melalui tiga provinsi yaitu dari Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Setelah melewati Jakarta dengan kekumuhan pinggir rel dan hiruk pikuknya, memasuki daerah Jawa Barat yang hijau terasa tentram dan penuh syukur rasanya – kita dikarunia bumi yang seindah ini. Puncak keindahannya adalah ketika sampai ke Jawa Tengah di daerah yang secara harfiah disebut Bumi Nan Cantik (Bumiayu !) - alam terasa sangat indah dengan air jernih yang mengalir di mana-mana dan hijaun membentang sejauh mata memandang. Tetapi justru disinilah hati ini menangis ! mengapa ?

Ironi demi ironi saya temukan sepanjang perjalanan. Jakarta dengan tingkat PDB per kapita yang mencapai angka Rp 126.12 juta tahun 2013, seharusnya penduduknya makmur dilihat dari standar manapun. Dibandingkan standar kemiskinan US$ 2/hari-nya Bank Dunia, berarti penduduk Jakarta sekitar 15 kali lebih makmur. Dibandingkan dengan standar nishab zakat 20 Dinar, maka penduduk Jakarta rata-rata adalah lebih dari 2.5 kali dari standar kemakmuran Islam ini.

Tetapi mengapa kekumuhan masih terlihat di mana-mana ?, ya karena terjadi ketimpangan dalam angka PDB tersebut. Di Jakarta tempat berkumpulnya para konglomerat dengan pendapatan selangit, pada saat yang bersamaan juga menjadi tempat tinggal penduduk miskin yang luar biasa jumlahnya.

Ketika kereta memasuki daerah Jawa Barat, bumi mulai menampakkan keindahannya. Kehijauan ada di mana-mana, tetapi sayang sekali ternyata keindahan dan kehijauan tidak identik dengan kemakmuran. Jawa Barat yang langsung berbatasan dengan DKI Jakarta, ternyata hanya memiliki PDB per kapita yang kurang dari seperlima Jakarta – angkanya di sekitar Rp 23.01 juta per kapita untuk tahun 2013.

Memasuki Jawa Tengah, bumi nampak semakin indah. Ketika kereta melewati Bumiayu – entah siapa dan kapan daerah ini diberi nama demikian, yang jelas kecantikan daerah ini nampak jelas dari dalam kereta. Setiap sekian menit perjalanan kereta, Anda akan dengan mudah menemukan sungai-sungai yang mengalirkan air yang (masih) sangat jernih. Rerumputan yang hijau tebal menghiasi tanah-tanah di sepanjang kanan-kiri rel kereta – entah berapa kilometer panjangnya.

Yang membuat hati menangis adalah justru keindahan ini. Mengapa di bumi yang begitu Indah ini PDB rata-rata penduduknya (Jawa Tengah) hanya sekitar sepertujuh dari DKI Jakarta ? PDB per kapita Jawa Tengah hanya 18.75 juta untuk tahun 2013.  Angka ini bila dilihat dari standar kemiskinan dari kacamata nishab zakat, hanya 47% dari nishab zakat !

Salah satu sebab yang menjadikan penduduk negeri ini tidak mencapai kemakmuran yang seharusnya barangkali karena kita kurang pandai atau kurang serius memanfaatkan sumber daya yang melimpah di alam. Air jernih dan rerumputan hijau yang merupakan kemewahan bagi saudara-saudara kita di Sub-Sahara Afrika misalnya, nyaris tidak dimanfaatkan sama sekali dan bahkan cenderung disia-siakan.

Dengan mata kepala saya sendiri (dan ini yang membuat hati menangis !), saya melihat rerumputan hijau tebal di sepanjang pinggiran rel kereta tersebut dibabat dan dibakar ! Tidak-kah (pemimpin-pemimpin) mereka pernah membaca : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”(QS 3:191) ?

Kalau saja rerumputan yang melimpah di pinggir rel, di pinggir jalan raya, dibawah kebun-kebun, di area kehutanan – tidak dibabat dan dibakar, tetapi dikerahkan domba untuk ‘merapikannya’ sekaligus memupuk lagi bumi yang dipijaknya – betapa banyak kemakmuran yang bisa dihasilkannya .

Tentu perlu hal-hal teknis yang dipersiapkan, misalnya bagaimana agar domba yang digembalakan di pinggir rel kereta dan dipinggir jalan raya/tol tidak malah membahayakan keselamatan manusia yang lalu lalang dengan kereta dan kendaraannya. Tetapi masalah ini tidak sampai memerlukan rocket scientist untuk memikirkannya, salah satu solusinya adalah dengan menggunakan teknik precision grazing – penggembalaan presisi – yang pada waktunya akan saya tulis dan jelaskan secara terpisah, insyaAllah sudah sangat cukup.

Bila dari 8 ekor domba untuk bisa mencapai 40 ekor domba perlu waktu 2-4 tahun, dan kita tahu standar nishab zakat untuk domba adalah 40 ekor – maka hanya perlu waktu 2-4 tahun inilah penduduk yang penghasilannya dibawah nishab zakat (miskin) bisa diangkat menjadi wajib zakat (kaya). Tetapi mengapa hal yang sangat masuk akal ini belum dilakukan atau dicoba lakukan ?

Salah satunya adalah karena ayat-ayatNya baik yang qauliyah seperti ayat tersebut di atas, maupun yang kauniyah seperti rumput hijau yang melimpah di bumi nan cantik ini – belum dibaca, belum dipahami apalagi ditindak lanjuti.

Maka perjalanan saya kali ini menjadi sangat relevan. Di ujung perjalanan saya berhenti di stasiun Purwokerto, di kota pelajar yang berusaha mengejar kota-kota pelajar lainnya yang lebih dahulu tumbuh ini – saya dan team hadir untuk membuka cabang sekolah kami Kuttab Al-Fatih yang ke enam.

Apa bedanya Kuttab Al-Fatih dengan sekolah-sekolah lainnya ? Di Kuttab Al-Fatih, anak-anak bukan hanya diajari membaca, menghafalkan dan memahami ayat-ayat qauliyah – ini memang menjadi standar kami, anak 12 tahun lulus Al-Fatih standar minimalnya hafal 7 juz dan mulai mengerti dan melatih penerapannya di beberapa bidang – tetapi juga melatih mereka untuk bisa membaca, memahami dan merespon ayat-ayat kauniyahNya.

Bersama Kuttab Al-Fatih Jawa Tengah yang telah lahir sebelumnya – yaitu yang di Semarang , kehadiran Kuttab Al-Fatih Purwokerto ini diharapkan dapat mengakselerasi kehadiran generasi unggulan – yang nantinya insyaAllah mampu dengan sungguh-sungguh dan nyata dalam ikut merespon perintah Allah untuk memakmurkan bumi ini. InsyaAllah

NB:
Bagi Anda yang di Purwokerto dan ingin tahu lebih lanjut dapat datang ke Kuttab Al-Fatih. Perum Sumampir Indah, Purwokerto Utara. Contact : Ustadz Fajar di no HP 0857 7720 5717

Baca Selengkapnya ....

Harga Emas24.com

Harga dinar selama 10 tahun

Harga dinar selama 1 tahun

Harga dinar selama 1 bulan

Harga dinar selama 1 minggu

harga

Buat Email | Copyright of Gerai Dinar Purwakarta.